by Karen Kamal

Mom-To-Be: What to Buy & Not to Buy (Part 1)

Mom-To-Be: What to Buy & Not to Buy (Part 1)

Pada kesempatan kali ini, saya ingin membagikan checklist saya untuk persiapan menantikan kelahiran bayi. Pada umumnya berdasarkan budaya Asia, ibu hamil diperbolehkan untuk baru mulai membeli perlengkapan bayi setelah kehamilan menginjak 7 bulan (28 minggu) karena dianggap pamali. Namun tidak ada salahnya kalau kita membuat perencanaan barang-barang apa saja yang perlu dibeli mengingat pada hari-hari ini banyak sekali rekomendasi merek yang bertebaran di social media oleh mommy celegram atau teman. Akhirnya, perencanaan kita tersebut tentu ada pertimbangan finansial calon ibu dan ayah.

     

  1. Perencanaan dan Prioritas
    Karena satu dan lain hal, sejak kehamilan kira-kira 4 bulan saya memutuskan untuk tidak lagi bekerja di kantor dan hanya membantu beberapa project freelance dari rumah. Secara tidak langsung saya punya waktu lebih banyak untuk merencanakan persiapan tapi tentu saja saya juga tetap mengalami banyak kepusingan karena saya sama sekali tidak mengerti harus memulai darimana. Akhirnya saya mencoba untuk mencari informasi dari berbagai sumber dan membuat perencanaan versi saya.

    Saya membagi perlengkapan bayi dan ibu ke dalam beberapa kategori:
    1. Diapering: perlengkapan untuk popok bayi
    2. Feeding: perlengkapan untuk menyusui
    3. Bedding: perlengkapan untuk tidur
    4. Safety & Health: perlengkapan untuk mandi dan kesehatan bayi
    5. Clothing: pakaian bayi
    6. Bath: perlengkapan mandi bayi
    7. Mobile: perlengkapan untuk transportasi bayi
    8. Mommy’s: perlengkapan untuk ibu setelah melahirkan dan menyusui
    9. Delivery at Hospital: persiapan untuk kelahiran di rumah sakit

    Adapun daftar item dan tingkat prioritas pada masing-masing kategori di atas dapat diakses di Google Sheet yang akan terus saya update. Pertama-tama, saya membagi perencanaan dalam 2 tab di Google Sheet yang isinya List (daftar barang yang perlu dibeli) dan Expenses (pembelian aktual yang saya lakukan berdasarkan urutan prioritas dan pertimbangan dari sumber toko yang sama).

    Dalam perencanaan ini, sejak awal saya memang memutuskan untuk membeli semua daftar dari online shop (e-Commerce) karena mengumpulkan feedback dari teman-teman bahwa lebih mudah membeli secara online karena kita tidak perlu jauh-jauh mengunjungi baby shop yang tersebar di Jakarta dan saya sendiri mengecek harga di online jauh lebih murah dan saya sangat memanfaatkan free ongkir yang ditawarkan kebanyakan e-commerce hari ini. Saya akan share lebih jauh tentang Online Shopping barang bayi di postingan berikutnya.

  2.  

  3. Kuantitas Yang Perlu Dibeli
    Saya tahu betul perasaan tidak sabaran untuk segera membeli perlengkapan bayi yang lucu-lucu. Salah satu yang perlu dipertimbangkan ibu sebelum membabi buta untuk membeli semua perlengkapan bayi adalah mengetahui perkiraan jumlah yang akan dipakai oleh bayi setelah ia lahir nanti, karena bayi sangat cepat tumbuh besar, terutama di beberapa bulan pertamanya. Perlu saya beritahukan disclamer bahwa perencanaan ini adalah semata-mata perencanaan saya pribadi, sehingga ibu-ibu tidak perlu mengikuti semua perencanaan ini tanpa pertimbangan pribadi. Saya pun juga baru pertama kali menjalani kehamilan dan akan melahirkan sehingga tentu ada banyak trial and error.

    Adapun pertimbangan terbesar saya untuk masalah kuantitas adalah pakaian bayi, bedong dan popok karena saya belum bisa membayangkan berapa banyak yang akan dipakai bayi dalam kesehariannya. Untuk pakaian bayi, saya mempertimbangkan kecepatan untuk mencuci dan mengeringkan baju bayi di rumah nantinya. Karena saya akan membeli mesin cuci sehingga saya pikir kebanyakan daftar tersebut dipersiapkan 3-6 potong.

    Untuk bayi yang baru lahir, mereka cenderung akan cepat merasa kedinginan karena masih dalam tahap beradaptasi dari suhu dalam kandungan (sekitar 1/3 lebih tinggi dari suhu badan ibu atau kurang lebih 47 derajat Celcius), sehingga penting pada beberapa minggu awalnya untuk membedong bayi. Saya memilih lebih banyak sleepsuit tutup kaki untuk bayi di tahap ini karena terbayang langsung sekali pakai dan tidak perlu lagi memakaikan kaus kaki yang tentunya di bagian karetnya kurang nyaman di kakinya. Bedong memang hanya kemungkinan besar dipakai bayi sampai 1 bulanan dan setelah itu bayi sudah bisa lebih adaptasi dengan suhu ruangan, tapi bedong masih bisa dipakai untuk alas. Oleh karena itu saya memutuskan membeli sekitar 15 potong, dengan perkiraan akan terpakai 5-6 potong setiap harinya.

  4.  

  5. Pilihan Merek (Brand) dan Perencanaan Keuangan (Budgeting)
    Keputusan untuk memilih brand (merek) barang bayi sebenarnya berkaitan erat dengan kemampuan finansial ayah dan ibu. Jangan sampai memilih brand yang paling tren atau terkenal karena dipakai atau direkomendasikan mommy celegram atau harganya mahal pasti yang terbaik. Menurut saya dan suami sebenarnya semua merek barang bayi pasti seminimalnya sudah sesuai dengan standar dan merek yang lebih mahal menawarkan fitur yang lebih baik saja. Untuk semua bahan pakaian bayi, saya memutuskan Libby karena setelah membelinya pun memang terbukti materialnya sangat halus.

    Beberapa perlengkapan bayi juga yang memang direncanakan untuk dapat dipakai untuk waktu lama, maka tidak mengapa kalau beli yang lebih bagus atau lebih awet. Misalkan stroller karena dapat dipakai sampai umur 5 tahun, breast pump karena akan sangat bermanfaat untuk asupan menyusui bayi dan hindari pemakaian lebih dari 1 orang. Jangan sampai kita salah menaruh prioritas keuangan atau pembelian pada item yang seharusnya dapat ditoleransi dan malah mengecilkan item yang seharusnya lebih penting.

 

Akses Google Sheet Karen di sini
– Warna Putih: belum dibeli
– Warna Kuning: akan dibeli kemudian
– Warna Biru: sudah dibeli



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *