Kenaikan Berat Badan Ideal Selama Kehamilan
Melanjutkan postingan blog saya yang pertama tentang perjalanan kehamilan sejauh hampir 28 minggu, saya seringkali mendengar komentar teman dan relasi atau keluarga seperti ini,“Hamil minggu berapa, kok perutnya kecil amat?” Untuk beberapa calon ibu mungkin mendengar yang versi ini,”Udah naik berapa kilo? Kok gede banget?”
Percayalah komentar seperti itu tidaklah berfaedah sama sekali karena justru membuat calon ibu jadi kepikiran karena selama proses kehamilan sudah ada banyak kekhawatiran mengenai kesehatan bayi. Ditambah dengan komentar seperti itu, malah calon ibu tambah stres apakah bayinya cukup nutrisi atau tidak. Bagi beberapa calon ibu kenaikan berat badan tidak hanya sekonyong-konyong diukur dari tampak fisik saja, karena kenaikan berat badan juga berkaitan erat dengan berat bayi dalam kandungan, plasenta, air ketuban, cadangan lemak, pembesaran payudara dan rahim.
Berapa kenaikan berat badan yang ideal untuk masing-masing calon ibu?
1. Kenaikan Berat Badan Ideal dengan Menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT)
Rupanya ada perhitungan yang cukup sederhana untuk memperkirakan atau menjaga agar berat badan tetap dalam batas ideal. Pertama-tama, kita harus mencari tahu terlebih dahulu Indeks Massa Tubuh kita sebelum kehamilan.
Contoh perhitungan dengan pengukuran Karen, Berat Badan (56 kg) dan Tinggi Badan (163 cm atau 1,63m), maka perhitungan yang didapat adalah:
[ Berat Badan (56) / Tinggi Badan (1,63 x 1,63) = 21,07 ]
yang berarti Karen berada dalam interval IMT Berat Badan Ideal.
Kenaikan berat badan saat kehamilan yang ideal untuk IMT calon ibu:
a. Jika ibu memiliki berat badan normal sebelum hamil, kenaikan berat badan yang idealnya ibu alami adalah sebesar 11 – 16 kg.
b. Jika ibu memiliki berat badan kurang (kurus) sebelum hamil, kenaikan berat badan yang idealnya ibu alami adalah sebesar 12,7 – 18 kg
c. Jika ibu memiliki berat badan diatas normal (gemuk) sebelum hamil, kenaikan berat badan yang idealnya ibu alami adalah sebesar 6,9 – 11 kg.
Dengan mengetahui perhitungan ini, bisa membantu calon ibu untuk menjaga pola makan dan aktivitas sehari-hari agar tetap dalam batasan normal yang sesuai dengan IMTnya. Selain itu, kita juga perlu tetap keep track kenaikan berat badan setiap minggunya untuk mengobservasi apakah kenaikan ini konsisten karena memang kenaikan berat badan calon ibu berkaitan erat dengan kenaikan berat badan bayi dalam perut.
2. Kenaikan Berat Badan Ideal per Minggu
Pencatatan kenaikan berat badan per minggu ini cukup berguna untuk menenangkan hati saya sendiri menghadapi komentar seperti di atas karena saya tahu betul bahwa berat badan saya terus meningkat meskipun tidak drastis. Perlahan tapi pasti dan konsisten.
Tabel di atas ini adalah data kenaikan berat badan per minggu calon ibu rata-rata dengan IMT Normal, yang saya gunakan sebagai patokan catatan saya. Jujur saja, saya juga baru memulai mencatat kenaikan berat badan setelah komentar merasuki pikiran saya dan membuat khawatir di minggu 16 kehamilan. Selain dari pencatatan mingguan ini, penting untuk mengetahui perkiraan berat badan bayi dari dokter kandungan yang akan menginformasikan calon ibu pada pertemuan check-up di setiap bulannya.
Banyak juga calon ibu atau relasi (terutama dari generasi yang lebih tua) berpendapat bahwa selama kehamilan, calon ibu harus makan porsi untuk 2 orang. Percayalah, itu semua hanya mitos karena dengan makan apa saja tanpa memilah justru membuat calon bayi beresiko terkena Gestational Diabetes. Saya tidak akan membahas lebih lengkap tentang diabetes ini namun dapat dibaca informasi lebih lengkapnya dengan link ke artikel yang lebih valid.
Pada postingan berikutnya saya akan share makanan dasar yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi selama kehamilan. Sebagai keturunan tionghoa, sudah sangat familiar di keluarga bahwa calon ibu perlu sesekali mengkonsumsi ciak po (masakan dengan herbal cina) yang kami temukan rupanya sangat berbahaya bagi calon ibu dan bayi karena dapat menyebabkan kelahiran prematur.