Perjalanan Kehamilan Karen [updated: W-37]
Kehamilan 1 & 2
Sebelumnya saya agak ragu untuk mulai menulis atau sharing tentang kehamilan saya. Bahkan di social media pun saya tidak pernah secara gamblang posting tentang kehamilan, kecuali teman-teman dekat yang aware. Tapi sekarang menjelang minggu ke 28 kehamilan, saya mengalami banyak sekali hal yang menurut saya penting untuk dibagikan.
Sejujurnya, kehamilan yang kali ini bukanlah kehamilan pertama. Tidak lama setelah pernikahan saya dan suami, Richard, di tanggal 26 November 2016, dengan cukup mengejutkan tiba-tiba haid saya terlambat dan pas dites dengan testpack hasilnya positif. Mengejutkan karena sebetulnya kita belum rencana untuk punya anak dalam waktu dekat karena masih ingin enjoy masa pernikahan baru (honeymoon) dan belum siap mental saat itu.
Namun kita memutuskan untuk mencari rumah sakit ibu dan anak yang cukup memadai, RS Grand Family PIK dan saya prefer untuk dicek oleh dokter wanita. Saat dicek memang sudah ada kantong kehamilan dan bakat bayi, sehingga dipastikan waktu itu saya positif hamil. Meskipun secara mental belum siap, kami berdua tetap bersyukur untuk kesempatan dari Tuhan sehingga kita hanya bisa berdoa dan hati kita dipersiapkan.
Singkat cerita saat menjelang minggu ke 10 kehamilan, setelah pulang dari kebaktian Minggu, saya mengalami pendarahan sedikit yang lama-lama bertambah banyak dan tiba-tiba saat ke toilet, ada gumpalan darah yang keluar. Pengalaman terburuk yang pernah dialami, saya dan suami langsung buru-buru ke UGD Grand Family. Kita langsung dibawa ke ruang observasi untuk menunggu dicek oleh dokter kandungan. Sangat disayangkan, kami harus kehilangan calon janin pertama dan pada keesokan paginya harus dikuret.
Kami sempat pergi berlibur beberapa kali sampai kami akhirnya memutuskan untuk mencoba kembali untuk hamil di perayaan 1 tahun pernikahan kami dan puji Tuhan, doa kami langsung dijawab Tuhan di awal tahun 2018. Sempat tidak percaya dengan cepatnya doa kita terjawab, saya sempat tes sampai 3x dengan hasil yang sama positif.
Kami sengaja menunggu sampai minggu ke 6 kehamilan sebelum ke rumah sakit untuk dicek. Pengecekan kali ini agak kurang nyaman karena dengan USG Vaginal, ditambah pengalaman yang cukup buruk dengan kuret sebelumnya. Hasilnya positif, namun dokter kandungan menyarankan untuk istirahat di rumah dulu selama 3 minggu agar janin benar-benar menempel sempurna ke rahim.
Mual & Ngidam
Kebanyakan ibu yang baru hamil mengalami yang namanya mual dan ngidam (rasa ingin konsumsi makanan tertentu), tapi puji Tuhan saya tidak mengalami masa mual dan ngidam sama sekali. Beberapa minggu pertama memang sempat merasa eneg saat sarapan kalau membayangkan makanan tapi saya hanya cukup berusaha tidak membayangkan makanan apapun sehingga baik-baik saja.
Pertanyaan yang paling sering ditanyakan orang saat ketemu,“Mual gak? Ngidam apa gak? Hamil minggu berapa, kok perutnya kecil amat?” akan saya bahas di postingan berikutnya. Saya hanya bisa mengingatkan bahwa kehamilan adalah proses yang sangat personal dan setiap momen dan perubahan yang terjadi sangatlah berbeda bagi setiap wanita, sehingga sudah pasti tidak dapat dibanding-bandingkan atau hanya sekedar basa-basi dikomentar.
Puji Tuhan sejauh ini perjalanan kehamilan saya masih berjalan sangat baik, tidak ada keluhan sama sekali sampai hampir minggu ke 28 ini dan bayi juga normal dan sehat sempurna.
Melanjutkan cerita perjalanan kehamilan saya sekarang di minggu 37, yang paling dirasakan adalah perut yang semakin berat karena berat badan baby di dalam. Sejauh ini, tidak ada keluhan yang terlalu mengganggu, hanya sekedar penyesuaian otot perut dan kaki dari posisi duduk ke berdiri yang seringkali membuat kaku.
Pergerakan bayi juga semakin aktif sejak minggu ke 36 dan terkadang terasa menyakitkan di area perut bawah dan ke ulu hati atau tulang rusuk. Saat keluhan ini kerap dirasakan, perasaan saya agak campur aduk antara cemas, takut dan senang karena bayinya sehat. Tapi di saat yang bersamaan, ada rasa cemas dan takut munculnya kontraksi mendadak. Saya merasa jauh lebih lega saat bisa membagi cerita ini kepada teman yang sudah pernah merasakannya jadi saya tidak merasa sendiri. Di tahap ini, support group atau teman yang bisa saling berbagi cerita (tidak perlu sampai harus dengan kata-kata dukungan dan sebagainya) sudah sangat membantu.
Berat badan saya di minggu 37 ini sudah mencapai 10kg dan seminggu lalu berat badan bayi sudah mencapai 2,686kg. Semoga di hari kelahirannya bisa sedikitnya 3,1kg, prediksi suami saya.