by Karen Kamal

Recent Posts

Tentang Kehidupan

Pada suatu sore yang sunyi dan desir angin lembut. Langit hanya diam dalam horizon berwarna oranye. Tinggal seorang insan manusia di bangku taman, berusaha menyembunyikan matanya diantara buku-buku jari tangannya dari matahari yang masih bersinar menyilaukan. Daun bergerak gelisah diantara pepohonan. Ia punya banyak pertanyaan. […]

Tentang Keabadian

Tak ada suatu pun yang abadi Tidak penderitaan Tidak juga cinta Suatu hari ia akan terbang bersama kata-kata dan sayap di sisi kanan kirinya Tapi syukur pada hari ini yang masih datang dan pergi meninggalkan memori, mengukir sejarah mengejar detik yang sedang berkejaran dengan menit

Dingin

Dingin

Angin bertiup membawa kabar
Matahari akan terbenam di timur
Bersama air berhenti mengalir di sungai
Api-api padam ketakutan

Aku tak terkejut, apalagi bersedih
Tak lama lagi tubuh ini merasakan yang sama
Dingin dan haus akan hidup (more…)

Dalam Pelukanmu

Bukan katamu saja, bukan pula senyummu Bukan kehadiranmu saja yang kurindukan Tapi suatu momen, waktu berhenti berputar di sekeliling kita Dunia hanya milik kita berdua Kita menikmatinya seperti tidak ada lagi yang bisa memisahkan kita Atau mungkin memang takdir sudah begitu adanya? Bukankah ada ketakutan […]

Hitam Putih

Terima kasih untuk sepuluh tahun Untuk hitam dan putih yang berlalu Lelaplah dalam tidurmu, sayang Sepatutnya hidup ini warna-warni Merah, kuning, biru Namun bagimu hanya hitam, putih

Embun Yang Terlambat

Daniel terlihat rapi seperti biasanya padahal hari itu sedang hujan deras di luar. Kerah kemejanya disetrika rapi sampai tidak akan bisa ditemukan secuil benang yang mencuat dari sana. Ia menyeruput cappuccino panasnya pelan-pelan. Sesekali asap dari cangkir kopinya membuat embun halus di kacamatanya yang tak berbingkai. Namun sepertinya itu tidak mengganggunya sama sekali. Daniel tetap konsentrasi membuat coretan-coretan pada tumpukan kertas di hadapannya. Tampaknya ia sudah lama menghabiskan waktunya di tempat duduk yang sama di sebuah coffee shop.

“Daniel..,” sebuah panggilan halus dari wanita langsing semampai yang sudah berdiri di sebelahnya tak juga membuatnya menoleh. Ia sudah kenal betul suara itu. Wanita itu juga tidak merasa terganggu oleh sikap diam Daniel. Ia malah mengambil tempat duduk tepat di seberang meja kopi Daniel. (more…)

Malaikat Tanpa Sayap

Bilamana jari-jariku terselip diantara miliknya Bilamana ada kerutan halus di wajahnya dan biji mata yang lebih berkilau saat tersenyum Bukan main indahnya.. Kalau lembaran dolar yang harus dibayar, dibakar demi momen panas itu Lelaki mana yang tak rela Demi menyentuh, meremas, memiliki

Pucat Pasi

Bukan hantu gentayangan Bukan pula kertas putih tanpa goresan Hanya darah yang berhenti mengalir dalam nadi Mereka berjalan berdampingan Namun Apa yang diharapkan sepasang kekasih dari genggaman tangan dan tatapan kosong?

Retakan (2)

Kemudian apa?
Ia akan ditinggal dalam kegelapan
Diasingkan

Bukan lagi gadis kesayangan bunda
Yang dulunya selalu menemani
Menggerutu atas sulaman-sulaman menjenuhkan (more…)

Retakan

Jika guntur yang mengoyak langit dan usia yang menggoreskan waktu Ia tahu itu semua, kecuali yang di hadapannya Bertahun silam, kain demi kain tua dikoyak Cengkraman kuat gadis-gadis perawan pada kayu ranjang