Daniel terlihat rapi seperti biasanya padahal hari itu sedang hujan deras di luar. Kerah kemejanya disetrika rapi sampai tidak akan bisa ditemukan secuil benang yang mencuat dari sana. Ia menyeruput cappuccino panasnya pelan-pelan. Sesekali asap dari cangkir kopinya membuat embun halus di kacamatanya yang tak berbingkai. Namun sepertinya itu tidak mengganggunya sama sekali. Daniel tetap konsentrasi membuat coretan-coretan pada tumpukan kertas di hadapannya. Tampaknya ia sudah lama menghabiskan waktunya di tempat duduk yang sama di sebuah coffee shop.
“Daniel..,” sebuah panggilan halus dari wanita langsing semampai yang sudah berdiri di sebelahnya tak juga membuatnya menoleh. Ia sudah kenal betul suara itu. Wanita itu juga tidak merasa terganggu oleh sikap diam Daniel. Ia malah mengambil tempat duduk tepat di seberang meja kopi Daniel. (more…)